BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Angka
kematian ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan status gizi dankesehatan ibu,
kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk
ibu hamil, melahirkan dan masa nifas. Penyebab tingginya angkakematian ibu juga
terutama disebabkan karena faktor non medis yaitu faktor ekonomi, sosial
budaya, demografi serta faktor agama. Sebagai contoh banyak kaumibu yang
menganggap kehamilan sebagai peristiwa alamiah biasa padahal kehamilan merupakan
peristiwa yang luar biasa sehingga perhatian terhadap kesehatan ibu hamil harus
diperhatikan. Rendahnya pengetahuan ibu terhadap kesehatan reproduksi
dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan juga menjadi sebab tingginya
kematian ibuselain pelayanan dan akses mendapatkan pelayanan kesehatan yang
buruk.
Ketut
Sudha Berata, 2006) World Health Organization (WHO) memperkirakan 585.000
perempuan meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan, proses kelahiran
dan aborsi yang tidak aman. Sekitar satu perempuan meninggal setiap menit.
(WHO,2004) Negara-negara di Asia termasuk Indonesia adalah negara dimana
warga perempuannya memiliki kemungkinan 20-60 kali lipat dibanding
negara-negara Barat dalam hal kematian ibu karena persalinan dan komplikasi
kehamilan.
Di
negara-negara yang sedang berkembang, angka kematian ibu berkisar 350 per
10.000 kematian. Angka kematian ibu di Indonesia adalah 470 per 100.000
kelahiran. Angkayang sangat mengkhawatirkan karena meningkat dari angka yang
tercatat peda beberapa tahun sebelumnya. Pada tahun 1997, AKI mencapai 397
orang per 100.000 kelahiran yang berarti bertambah sekitar 73 orang.Dari lima
juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000
ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan.
Dengan
kecenderungan seperti ini, pencapaian target MDG untuk menurunkan AKI akan
sulit bisa terwujud kecuali apabila dilakukanupaya yang lebih intensif
untuk mempercepat laju penurunannya. Data menunjukkan sebagian besar
kematian terjadi pada masyarakat miskindan mereka yang tinggal jauh dari Rumah
Sakit. Penyebab kematian ibu yang utama adalah perdarahan, eklampsia, partus
lama, komplikasi aborsi, dan infeksi. Kontribusi dari penyebab kematian ibu
tersebut masing-masing adalah perdarahan 28 %, eklampsia 13 %, aborsi yang
tidakaman 11%, serta sepsis 10%. Salah satu penyebab kematian tersebut
adalahPreeklampsia dan eklampsia yang bersama infeksi dan pendarahan,
diperkirakanmencakup 75-80 % dari keseluruhan kematian maternal. Kejadian
preeklampsi-eklampsi dikatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat apabila CFR
PE-Emencapai 1,4%-1,8%. (Zuspan F.P, 1978 dan Arulkumaran ,1995)Penelitian yang
dilakukan Soedjonoes pada tahun 1983 di 12 RS pendidikandi Indonesia, di
dapatkan kejadian PE-E 5,30% dengan kematian perinatal 10,83 perseribu
(4,9 kali lebih besar di banding kehamilan normal).
Sedangkan
berdasarka penelitian Lukas dan Rambulangi tahun 1994, di dua RS
pendidikan di Makassar insidensi preeklampsia berat 2,61%, eklampsia 0,84%
dan angka kematian akibatnya22,2%.Target penurunan angka kematian ibu menjadi
124 per 100.000 kelahiranhidup pada tahun 2015 tidak mudah tercapai mengingat
sistem pelayanan obsentriemerjensi masih lemah. Akhirnya yang harus diingat
dari informasi diatas adalahsesungguhnya masalah kematian ibu bukanlah masalah
ibu sendiri akan tetapimerupakan masalah internasional dimana setiap negara
seharusnya memilikitanggungjawab untuk menanggulangi dan mencegah kematian ibu.
B.Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka dapat dikemukakan rumusanmasalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
frekuensi kematian ibu yang disebabkan oleh Preeklampsia dan eklampsia
2.
Bagaimana
distribusi kematian ibu yang disebabkan oleh Preeklampsia dan eklampsia
3.
Bagaimana
gambaran determinan kematian ibu yang disebabkan oleh Preeklampsia dan
eklampsia
4.
Apa program
pemerintah untuk menanggulangi komplikasi kehamilan
5.
Apa isu – isu
terkini kematian ibu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Definisi
Preeklampsia dan eklampsia merupakan
salah satu komplikasi kehamilan yang disebabkan langsung oleh kehamilan itu
sendiri. Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria akibat kehamilan,
setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejalaini
dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik.Eklampsia
adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan ataunifas yang
ditandai dengan timbulnya kejang atau koma. Sebelumnya wanita tadimenunjukkan
gejala-gejala Preeklampsia.
B.Etiologi
Etiologi penyakit ini sampai saat ini
belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori dikemukakan para ahli
yang mencoba menerangkan penyebabnya, olehkarena itu disebut “penyakit teori”.
Namun belum ada yang memberikan jawabanyang memuaskan. Teori yang sekarang ini
dipakai sebagai penyebab Preeklampsiaadalah teori “iskemia plasenta”. Namun
teori ini belum dapat menerangkan semua halyang berkaitan dengan penyakit ini.
Rupanya tidak hanya satu fackor yangmenyebabkan pre eklampsia dan eklampsia.
Diantara faktor-faktor yang ditemukansering kali sukar ditentukan mana yang
sebab dan mana yang akibat.
C.Gejala
1. Gejala Preeklampsia
Biasanya tanda-tanda Preeklampsia timbul
dalam urutan: pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema,
hipertensi, dan akhirnya proteinuria. PadaPreeklampsia ringan tidak ditemukan
gejala-gejala subyektif. Pada Preeklampsia beratGejala-gejalanya adalah:
1.Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg
2.Tekanan darah diastolik ≥110 mmHg
3.Peningkatan kadar enzim hati/ ikterus
4.Trombosit < 100.000/mm³
5.Oliguaria < 400 ml/24 jam
6.Proteunaria > 3 g/liter
7.Nyeri epigastrium
8.Skotoma dan gangguan visus lain atau
nyeri frontal yang berat
9.Perdarahan retina
10.Edema pulmonum
11.Koma
2.Gejala eklampsia
Pada umumnya kejangan didahului oleh
makin memburuknya Preeklampsiadan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala di
daerah frontal, gangguan penglihatan,mual keras, nyeri di epigastrium dan
hiperrefleksia. Bila keadaan ini tidak dikenaldan tidak segera diobati, akan
timbul kejangan terutama pada persalinan bahaya ini besar.
D.Komplikasi Akibat Preeklampsia
Dan Eklampsia
Komplikasi yang terberat adalah kematian
ibu dan janin. Komplikasi dibawahini biasanya terjadi pada Preeklampsia berat
dan eklampsia.
1.
Solusio
plasenta. Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensiakut dan
lebih sering terjadi pada Preeklampsia.
2.
Hipofibrinogenemia.
Pada Preeklampsia berat
3.
Hemolisis.
Penderita dengan Preeklampsia berat kadang-kadang menunjukkangejala klinik
hemolisis yang di kenal dengan ikterus. Belum di ketahui dengan pasti
apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darahmerah.
Nekrosis periportal hati sering di temukan pada autopsi penderitaeklampsia
dapat menerangkan ikterus tersebut.
4.
Perdarahan otak.
Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematianmaternal penderita eklampsia.
5.
Kelainan mata.
Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlansungsampai seminggu.
6.
Edema paru-paru
7.
Nekrosis hati.
Nekrosis periportal hati pada Preeklampsi – eklampsia merupakan akibat
vasopasmus arteriol umum.
8.
Sindrom HELLP
yaitu haemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet.
9.
Kelainan ginjal
10. Komplikasi lain. Lidah tergigit, trauma dan fraktura
karena jatuh akibatkejang-kejang pneumonia aspirasi.
11. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra
– uterin.
E.Pencegahan
1.
Pemeriksaan
antenatal yang teratur dan bermutu sertateliti, mengenali tanda-tanda sedini
mungkin (Preeklampsia ringan), laludiberikan pengobatan yang cukup supaya
penyakit tidak menjadi lebih berat.
2.
Harus selalu
waspada terhadap kemungkinan terjadinyaPreeklampsia kalau ada faktor-faktor
predeposisi
3.
Penerangan
tentang manfaat istirahat dan diet bergunadalam pencegahan. Istirahat tidak
selalu berarti berbaring ditempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu
dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi
protein, dan rendah lemak, karbohidrat,garam dan penambahan berat badan yang
tidak berlebihan perlu dianjurkan.
4.
Mencari pada
tiap pemeriksaan tanda-tandaPreeklampsia dan mengobatinya segera apabila di
temukan.
5.
Mengakhiri
kehamilan sedapat-dapatnya padakehamilan 37 minggu ke atas apabila setelah
dirawat tanda-tanda Preeklampsia tidak juga dapat di hilangkan.
BAB
III
PEMBAHASAN
Seperti yang diketahui
sebelumnya bahwa Preeklampsia dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu
terbesar di negara- negara berkembang. disamping perdarahan dan infeksi.
Berikut ini gambaran epidemiologi Preeklampsia dan eklampsia.
A.Frekuensi Kejadian
Preeklampsia dan Eklampsia.
Secara umum kejadian
komplikasi kehamilan mencakup 75-80% dari keseluruhan kematian maternal, angka
kejadian Preeklampsia di dunia sebesar 0-13%. (Zuspan F.P,1978 Frekuensi
Preeklampsia untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti jumlah primigravida, perbedaan kriteria
dalam penentuan diagnosis serta masih rendahnya status sosial-ekonomi dan
tingkat pendidikan yang dimiliki kebanyakan masyarakat. Dalam kepustakaan,
frekuensi dilaporkan berkisar antara 3-10%. Frekuensi eklampsia bervariasi
antara satu negara dan yang lain. Frekuensi rendah pada umumnya merupakan
petunjuk tentang adanya pengawasan antenatal yang baik, penyediaan tempat tidur
antenatal yang cukup, dan penanganan Preeklampsia yang sempurna. Di
negara-negara berkembang, frekuensi dilaporkan berkisar antara 0,3%-0,7%
sedangkan di negara-negara maju angka tersebut lebih kecil yaitu 0,05%-0,1%.
Secara khusus frekuensi
kejadian komplikasi kehamilan akibat Preeklampsia daneklampsia dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 1
Frekuensi
Komplikasi Kehamilan (Preeklampsia dan Eklampsia)
1998-2006
Sumber data
sekunder
B.Distribusi
Kejadian Preeklampsia Dan Eklampsia.
1.
Distribusi Menurut Umur
Distribusi
kejadian Preeklampsia-eklampsia berdasarkan umur banyak ditemukan pada
kelompok usia ibu yang ekstrim yaitu kurang dari 20 tahun dan lebihdari 35 tahun.
Distribusi Preeklampsia dan eklampsia dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2Distribusi Kejadian Preeklampsia dan
Eklampsia Menurut Umur Tahun 2006
Sumber data sekunder 2006
Pada usia Ibu lebih dari 35 tahun, dalam
tubuh telah terjadi perubahan- perubahan akibat penuaan organ-organ.
Dengan begitu, kemungkinan untuk mendapat penyakit-penyakit dalam masa
kehamilan yang berhubungan dengan umur akan meningkat, seperti penyakit
darah tinggi (hipertensi), keracunan kehamilan, (preeklamsi/eklamsi), diabetes,
penyakit jantung dan pembuluh darah. Disebut risikotinggi karena kemungkinan
terjadinya hasil kehamilan yang buruk/komplikasi padaibu usia ini akan
meningkat.
2.Distribusi
Menurut Usia Kehamilan
Biasanya preeklamsia muncul pada
triwulan ketiga kehamilan, dan bisa juga pada awal triwulan. Distribusi
kejadian Preeklampsia-eklampsia terbanyak ditemukan pada usiakehamilan antara
37-42 minggu pada kehamilan pertama.
C.Determinan Kejadian Preeklampsia
Dan Eklampsia
Di negara-negara, berkembang tingginya kejadian
Preeklampsia daneklampsia disebabkan karena masih rendahnya status sosial
ekonomi disertai dengankurangnya pengetahuan dan persepsi tentang kesehatan
terutama kesehatanreproduksi mengakibatkan terbatasnya pemahaman dan akses ibu
terhadap pelayanankesehatan. Determinan yang mempengaruhi terjadinya
Preeklampsia dan eklampsiayaitu:
1.
Primigravida
atau nullipara, terutama pada umur reproduksi ekstrem,yaitu remaja dan umur 35
tahun keatas.
2.
Multigravida
dengan kondisi klinis:
a.
Kehamilan ganda
dan hidrops fetalis
b.
Penyakit
vaskuler termasuk hipertensi esensial kronik dan diabetesmellitus
c.
Penyakit
penyakit ginjal
3.
Hiperplasentosis:
Molahidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, bayi besar, diabetes
mellitus.
4.
Riwayat keluarga
pernah Preeklampsia atau eklampsia.
5.
Obesitas dan
Hidramnion
6.
Gizi yang kurang
dan anemi.
7.
Kasus - kasus
dengan kadar asam urat tinggi, defisiensi kalsium, defisiensi asam lemak tidak
jenuh, kurang anti oksi dan.
D.Program Pemerintah
Program
pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu yaitu:
1. Safe Motherhood/ Making Pregnancy
Safer (MPS)
Pemerintah Indonesia dan Unicef telah
membuat kesepakatan untuk menurunkan tingkat kematian ibu di Indonesia
yang merupakan priorotas nomor satudalam persetujuan kerjasamanya. AUSAID
mendanai program safe motherhood diempat provinsi dengan tingkat kematian ibu
yang tinggi dan tidak dapat ditolerir,yaitu Jawa Barat, Banten, Maluku dan
Papua. Maluku dan Papua merupakan dua diantara sekian provinsi di Indonesia
yang penduduknya sedikit dan tersebar di wilayahyang mencakup daratan dan
lautan.
Sementara jumlah keseluruhan perempuan
yangmati akibat melahirkan di dua provinsi ini berkurang, tingkat kematian
ibumelahirkannya tetap lebih tinggi dari rata-rata tingkat nasional.Menanggapi
tingginya tingkat kematian ibu melahirkan di provinsi-provinsi
tersebut, program safe motherhood ditujukan untuk memperkuat kapasitas
masyarakat dandinas-dinas pemerintah di tingkat kabupaten dan yang lebih
rendah, sehingga dapatmengurangi tingkat kematian ibu, bayi dan balita. Program
safe motherhood bertujuan untuk mengurangi tingkat kematian ibudengan cara:
1) Meningkatkan
mutu dari, dan akses ke pelayanan perawatan kesehatan ibu dan bayi.
2) Mendukung
jangkauan dan kapasitas bidan di desa dan dukun bayi
3)
Memberdayakan masyarakat untuk mengenali
kesulitan-kesulitan selamamasa kehamilan
dan persalinan agar dapat mengambil tindakan tepat gunamembantu ibu dan bayi.
4)
Memperkuat
kapasitas pemerintah daerah dalam merencanakan,melaksanakan, mengelola dan
mengawasi program persalinan yang aman
2.
Gerakan Sayang Ibu
(GSI)
GSI adalah suatu gerakan yang
dilaksanakan oleh masyarakat, bekerja samadengan pemerintah untuk meningkatkan
perbaikan kualitas hidup perempuan melalui berbagai kegiatan yang
mempunyai dampak terhadap upaya penurunan AKI karenahamil, melahirkan, dan
nifas
Unsur ke-1 GSI: Dilaksanakan
masyarakat dan pemerintah. Masyarakat aktif sebagai pelaku, tidak hanya
sasaran; diserahkan secara bertahapdari pemerintah ke masyarakat; perlu waktu
panjang, konsisten danintensif.
Unsur ke-2 GSI meningkatkan
kualitas hidup perempuan. Penyadaran atas hak-hak reproduksi perempuan;
perencanaan kehamilan dan kelahiranyang baik; perawatan bayi yang baik
Unsur ke-3 GSI: Mempercepat
penurunan AKI, karena kehamilan, melahirkan, dan nifas
3 .Meningkatkan Akses Masyarakat Miskin
Kebijakan yang ditempuh adalah
denganpengembangan sistem jaminankesehatan. Metode layanan kesehatan ini telah
dimulai sejakterjadinya krisiseknonomi pada tahun 1998, melalui Program Jaring
Pengaman Sosial yaitudenganmemberikan pelayanan kesehatan gratis kepada
penduduk miskin. Dalam RPJMN2004-2009, program ini terus dilanjutkan dan
ditingkatkan dengan sistem asuransikesehatan
4 .Audit Maternal Perinatal
Audit Maternal Perinatal menurut istilah
di bidang kesehatan yaitu proses penelaahan bersama kasus kesakitan dan
kematian ibu dan perinatal serta pelaksanaannya. Tujuan umum meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan ibu dananak (KIA) untuk mencegah terjadinya kematian
ibu dan balita. Sedangkan tujuankhusus menerapkan pembahasan analitik mengenai
kasus kebidanan dan perinatalsecara tertatur dan kontinyu, menentukan
intervensi untuk masing-masing pihak untuk mengatasi kasus yang ditemukan
serta mengoptimalkan koordinasi antara DinKes, RS dan puskesmas dalam peoses
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan danevaluasi.
E.
Isu Isu Terkini Kematian Ibu Yang Disebabkan Oleh Komplikasi Kehamilan
1.Secara umum isu-isu kematian ibu
yaitu :
1. Angka
kematian ibu melahirkan di Indonesia termasuk tertinggi di kawasanAsia, yakni
307/100.000 kelahiran Provinsi penyumbang kasus kematian ibu melahirkan
terbesar ialah Papua730/100.000 kelahiran, Nusa Tenggara Barat 370/100.000
kelahiran, Maluku340/100.000 kelahiran, dan Nusa Tenggara Timur 330/100.000
kelahiran
2.Faktor sosial
budaya juga menjadi salah satu penyebab buruknya kondisikesehatan dan gizi kaum
perempuan.
3.Gerakan Sayang
Ibu dengan Program Siap Antar Jaga (Siaga) sejak tahun2000 pun belum mampu
memperbaiki nasib kaum perempuan. Suami masihsulit diajak berdialog dengan
istri, atau kurang peduli terhadap kondisikesehatan sang istri. (KOR)
2.Secara khusus isu terbaru mengenai preeklampsi dan
eklampsi adalah :
Di temukannya teori makanan yang
dihubungkan dengan kejadian eklamsiadalah kurangnya asam Folat Folic Acid, pengurangan garam tidak berhubungandengan
turunnya kejadian preeklampsi.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Tingkat
kematian ibu akibat komplikasi kehamilantetap tinggi walaupun mengalami
penurunan setiap tahun.
2. Penyebab kematian ibu yang utama
adalah perdarahan, eklampsia, partus lama, komplikasi aborsi, dan infeksi.
Eklampsi merupakan salah satu dari tiga
besar penyebab kematian ibu di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia.3.Di
negara-negara berkembang, frekuensi PE-E dilaporkan berkisar antara
0,3%-0,7% sedangkan di negara-negara maju angka tersebut lebih kecil yaitu
0,05%-0,1%. Distribusi menurut golongan umur paling banyak pada usia >35
tahun dan banyak faktor yang mempengaruhi kejadian PE-E.
B.Saran
1.Untuk pemerintah hendaknya program
untuk menurunkanangka kematian ibu benar-benar dijalankan bukan hannya selogan
saja.
2.Perlu ditingkatkan promosi dan
pendidikan KIA hinggatingkat Rumah Tangga
3.Program pemerintah untuk menurunkan
angka kematian ibuhendaknya dapat menjangkau seluruh provinsi yang ada di
Indonesia
4. Setiap wanita hamil hendaknya
melakukan kunjunganantenatal selama periode antenatal untuk mencegah
komplikasikehamilan secara dini.
5. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
tentang penyebabterjadinya komplikasi kehamilan sebagai upaya memenukan teori
baruuntuk mencegah kematian ibu
DAFTAR
PUSTAKA
Wiknjosastro,
hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono:Jakarta
Wiknjosastro,
hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono:JakartaJurnal
kesehatan Indonesia Vo. 1, No 5. April 2007.
Tantangan
PencapaianMillenium Development Goals (MGDs) Bidang Kesehatan
Profil
RSUD A. Djemma Masamba Luwu Utara. 2006
www.cermindunia
kedokteran.(Penanganan Preeklampsia Berat dan Eklampsia,2006) Searching 12 september
2007.
www.yahoo.com (Profil penderita Preeklamsia-Eklamsia di RSU
Tarakan, Kaltim,2000)
Searching
12 september 2007
www.Digizedby
USU Digital Library.(Pendarahan selama kehamilan, 2004)
Searching
12 september 2007Jurnal Penelitian Dinamika Sosial Vol.2. No. 1. April 2001.
Mengidentifikasi Penyebab
Kematian Ibu dan Merumuskan upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu Pada
Masyarakat Nelayan.
Wibisono
Bambang dr. Kematian Perinatal pada Preeklampsia - Eklampsia. FK.Undip
Semarang, 1997:6-12.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis mendapat kesehatan dan kekuatan fisik serta pikiran sehingga dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “GIZI PADA PRE- EKLAMSIA DAN EKLAMSIA”. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah “GIZI DALAM KESEHATAN
REPRODUKSI” untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman tentang mata kuliah
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kekurangan, untuk itu penulis harapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Oktober 2012
Penulis
|
DAFTAR
ISI
KATA PENGATAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A.
Latar
belakang ................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah ........................................................................... 2
Bab II Tinjauan Pustaka .......................................................................... 3
a.
Definisi
............................................................................................ 3
b.
Etiologi
............................................................................................ 3
c.
Gejala .............................................................................................. 3
d.
Komplikasi
akibat pre eklamsia dan eklamsia ................................. 4
e.
Pencegahan
..................................................................................... 5
Bab III Pembahasan ................................................................................. 6
a.
Frekuensi
Kejadian Pre Eklamsia dan Eklamsia ............................. 6
b.
Distribusi
Kejadian Pre Eklamsia dan Eklamsia.............................. 7
c.
Determinan
kejadian Pre Eklamsia dan Eklamsia............................ 8
d.
Program
pemerintah ........................................................................ 9
e.
Isu
Terkini Kematian Ibu yang disebabkan Oleh
Komplikasi Kehamilan .................................................................... 10
Bab IV Penutup ........................................................................................ 12
a.
Kesimpulan
..................................................................................... 12
b.
Saran ............................................................................................... 13
Daftar Pustaka
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar